Jumat, 26 Februari 2010

GUNUNG BANYAK

Kota Batu diakui para hasher, memiliki banyak jalur lintas alam yang menarik. Menarik baik dari segi tantangan dan keunikan jalur maupun menarik karena banyak yang menghadirkan panorama yang cantik. Mereka juga tidak kuatir karena jalur hesh di batu terbilang aman, dan selalu memungkinkan untuk dibuat trek panjang dan pendek, sehingga untuk anggota perempuan atau orang tua bisa mengukur dan memilih mau menempuh jalur mana.

Geografi kota Batu yang diapit oleh dua gunung besar yaitu gunung Arjuna dan gunung Panderman yang membuat menarik. Bagaimana kita bisa menaiki punggung gunung Panderman untuk melihat keelokan guratan gunung Arjuno, demikian pula sebaliknya kita bisa kita naiki punggung Arjuno untuk melihat gunung panderman yang kalau kita lihat dari Malang seperti Puteri Tidur. Belum lagi ditambah adanya gunung-gunung kecil di antara 2 gunung itu, seperti gunung Banyak, gunung Batok, gunung Ukir dan lain-lain. Dari gunung kecil tersebut kita juga sudah dapat jalur dan panorama yang bagus.


Jum'at 26 Februari ini , kota Batu hujan rintik namun hal itu tidak membuat semangat kami yang telah menjadwalkan tiap Jum'at di sepakati untuk hesh, tetap berangkat. Jalur yang kita pilih bukan jalur baru, jalur di gunung Banyak. Untuk mendaki gunung yang biasa digunakan untuk olah raga para layang ini, kita bisa memulai dari arah timur dan bisa pula dari barat selatan. Kalau dari arah barat Selatan kita biasanya start dari tempat wisata Songgoriti atau villa Songgoriti , sedangkan kalau dari arah Timur kita lebih enak start dari villa Cerry.


Jalur ini memiliki tanjakan yang lumayan panjang dan tajam, untuk itu biasanya sebagai upaya pemanasan kami pilih jalur datar terlebih dahulu kurang lebih satu kilometer atau 10 menit waktu perjalanan. Setelah pemanasan sepuluh menit selanjutnya kita menanjak panjang dengan jalan berliku maupun lurus, membelah hutan pinus dan kayu manis. Lama perjalanan kurang lebih 2 jam, untuk menanjak kurang lebih satu jam perjalanan, setengah jam datar dan setengah jam menurun hingga sampai tempat finish (sama dengan tempat pemberangkatan).


Dalam keadaan posisi jalan menanjak, kita mesti harus hati-hati dan pandai-pandai mengatur nafas. Jangan ceroboh dan memaksakan diri. Dalam komunitas hesh kami tidak ada kata untuk ditinggal. Saling bantu dan saling memotivasi adalah ciri kami, kami punya tim yang bertugas menyisir di belakang. Pada posisi 'capai' berhentilah, nikmati panorama yang cantik, ada beberapa titik yang menghadirkan lukisaan alam yang bagus. Titik-titik itu ada di punggung gunung sebelah utara yang menghadap gunung Arjuno dengan lampu jalanan dan rumah-rumah penduduk kalau hari mulai gelap. Titik-titik panorama lainnya berada di sebelah selatan punggung gunung Banyak yang menghadap gunung Panderman.


Sungguh menawan, asyik dan sehat. Sangat saya rasakan dampak mengikuti hash yang sudah saya jalani satu tahun lamanya. Badan terasa lebih sehat, tidak cepat capai, tambah gairah, kaki yang tadinya sering keju jadi tidak lagi, trus.... yang penting streesss berkurang.




Dari sisi Selatan lereng gunung Banyak kita dapat kita dapat lihat kemegahan gunung Panderman dan di bawahnya nampak villa-villa di Songgoriti (atas), bila kita geser pandangan ke barat kalau beruntung nampak berkas cahaya matahari terbenam (bawah), kadang berupa siluet.





Selasa, 16 Februari 2010

LIMA RIBU UNTUK SEHAT

Siapapun akan setuju bahwa kesehatan itu mahal, hal itu dirasa terutama pada saat kita sedang sakit, segala sesuatu menjadi serba tidak enak, tidur tidak enak, makan tidak enak, duduk pun tidak enak. Apalagi ketika harus mondok di rumah sakit, semua tidak bisa seenaknya dan harus mengikuti apa kata dokter dan perawat, trus ditambah harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit dari kocek. Nah, hal seperti itu makin mengukuhkan bahwa kesehatan memang mahal.

Kalau anda ditawari untuk mengeluarkan uang sebesar lima ribu rupiah untuk investasi sehat bagaimana ? Nah, saya piker pikiran kita sama. Pertama muncul pertanyaan tidak percaya, penasaran, lalu tertantang. Saya mengambil inisiatif mencoba menjalani. Mengapa lima ribu rupiah ?

Sederhana konsepnya. Paguyuban lintas alam La-Tanza kota Batu menawarkan sebuah kegiatan jalan sehat melewati alam kota Batu dan sekitarnya dengan rute yang selalu berubah tiap minggunya. Tiap peserta minimal perlu dana sekitar lima ribu rupiah sekali jalan. Dua ribu rupiah untuk paguyuban yang digunakan untuk transportasi dan konsumsi pencari rute. Sedangkan yang tiga ribu anggap bekal minimal peserta berupa air aqua dan permen jahe atau permen asem. Peserta yang punya dana lebih kadang bawa makanan lebih dan tidak sedikit yang bawa kendaraan sendiri untuk kenyamanan dan menjadi tumpangan teman.

Saya sudah merasakan investasi di kegiatan itu lebih dari satu tahun, hampir setiap jum’at kecuali ada acara yang tidak mungkin ditinggalkan pasti saya bergabung di paguyuban itu. Jalan ternyata mengurangi beberapa keluhan yang selama ini saya rasakan, misalnya: dulu stamina kurang sekarang lebih baik, dulu mudah capai sekarang tidak, dulu susah berkeringat sekarang bisa berkeringat. Konon memang jalan membantu kemampuan tubuh memetabolisme gula dalam darah untuk dijadikan energi yang menggerakan kehidupan sel-sel tubuh dengan lebih baik. Gula dalam darah jadi berkurang, aliran darah lancar dan organ-organ tubuh menjadi berfungsi baik, sehingga tubuh kita makin sehat. Jalan juga membantu peningkatan metabolism lemak, protein atau senyawa lain yang bila ditimbun tubuh terlalu banyak juga tidak membuat tubuh sehat.

Investasi lima ribu rupiah sungguh tidak rugi, apalagi saat jalan- jalan di hutan pines, kayu putih, rimbunan bambu atau di hutan alami karena kadang kita mendapat bonus panorama yang tidak semua orang bisa menikmatinya. Misalnya saat cahaya matahari sore merona merah menyinari lereng gunung Arjuno, tebing dan lembah-lembahnya, lampu-lampu jalan yang mulai menyala membentuk untaian cahaya, gumpalan kabut dan awan semua menggugah selera. Wow..!!!

Senin, 08 Februari 2010

LENSA LA-TANZA

Dalam perjalanan hash sering juga kami melewati perkampungan masyarakat yang tinggal di pinggiran wilayah kota Batu yang umumnya berbatasan dengan wilayah Perhutani. Umumnya mereka bekerja sebagai petani dan peternak.
Beragam aktivitas mereka bisa kita lihat, cermati, renungi. Mereka adalah pejuang hidup yang sebenarnya, bayangkan untuk menyambung hidup (untuk tidak dikatakan 'bertahan hidup') mereka harus memeras keringat, mencari kayu dan rumput berkilometer dari tempat tinggalnya dan mereka pantang menyerah dalam situasi terik matahari atau hujan. Sering juga kita lihat wajah anak-anak yang lugu, sebagai gambaran masa depan bangsa ini.





.




Sabtu, 06 Februari 2010

MARI HASH DI KOTA BATU


Seorang dokter kawakan berkata pada seorang pasien : “ Banyak orang mungkin termasuk anda tidak mempunyai bayangan bahwa mereka bisa menjadi korban penyakit yang dapat merenggut kebahagian mereka”. Seorang penderita gagal ginjal menimpali: “ Buat apa kesuksesan, kalau itu mengorbankan dan menggerogoti kesehatan kita. Uang banyak, jabatan bagus, harta melimpah tetapi kesehatan anda buruk seperti saya ini. Semua percuma. Baiknya kita hidup kecukupan tetapi tubuh kita sehat, atau lebih baik kita kaya raya tapi kesehatan kita terjaga “.

Jadi apapun pekerjaan kita, apapun harapan kesuksesan kita, menjaga kesehatan adealah merupakan hal yang prioritas dan layak diperjuangkan. Aktifitas ringan berupa kegiatan jalan kaki di alam bebas (sering dikenal dengan nama hash ) terlebih dalam gaya La-Tanza yang penuh suasana yang kekeluargaan, nyaman menggembirakan, jalur berganti-ganti, harapannya bisa mengurangi resiko datangnya penyakit pada tubuh kita, terutama penyakit ‘trend’ seperti : diabetes, stroke, gagal ginjal, serangan jantung dan lain-lain.

Sebuah penelitian yang menarik dilakukan di Finlandia dan China selama 3 tiga tahun dan melibatkan 3.234 sukarelawan berbobot tubuh di atas rata-rata dan memiliki resiko terkena diabetes, mereka diperlakukan diet dan jalan kaki. Ternyata dengan mengurangi 5-7 persen bobot tubuh disertai jalan santai 30 menit perhari, dapat mengurangi kemungkinan terkena diabetes sebesar 58 %. Memang hidup bersama penyakit diabetes tidak nyaman. Selain bisa mengundang komplikasi , diabetes membuat orang bergantung pada obat, mengharuskan diet ketat seumur hidup, dan bagi penderita laki-laki akan berdampak pada kemampuan seksual yang merosot.

Seorang penderita stroke yang kemudian rajin mengikuti aktivitas jalan kaki ‘lintas alam’ di kota Batu, datang setiap minggu jauh-jauh dari Surabaya, menegaskan, “ lebih baik kita memaksakan susahnya mengawali kegiatan hash, dari pada kita susah teripaksa menjalani pengobatan dan pengeluaran biaya tinggi karena terlanjur sakit”. Omongan seperti itu banyak diucapkan orang, dan sesungguhnya juga menggambarkan bahwa ‘memang membiasakan olah raga lintas alam hash memang butuh perjuangan’, biasanya berat di awal saja. Begitu mereka merasakan keasyikannya, rasa susah dan malas akan hilang sendiri berganti dengan semangat yang justru mengasyikan.

Memang benar hash bukan sekedar jalan kaki santai, hash adalah aktivitas jalan kaki yang menantang tapi menggembirakan, karena jalan yang dilewatinya bukan jalan umum, tetapi jalan setapak bahkan kadang menerobos semak belukar, kadang menajak tajam dan kadang menurun curam. Hal yang menggembirakan dan sering ‘bernilai mahal’ adalah ketika kita melewati suatu daerah yang panoramanya sangat cantik indah mempersona dan panorama itu tidak mungkin kita lihat tanpa mengikuti hash. Misalnya melihat kota Batu dan Malang dari lereng gunung Panderman, jajaran hutan alam yang masih perawan, kepul asap gunung Arjuno dengan hamparan kota batu di lereng bawahnya, air terjun Pengantin, cemara kembar dan lain-lain.

Mari kita rutin mengikuti hash, apalagi hash bersama kami paguyuban La-Tanza yang secara rutin menyelenggarakan kegiatan untuk seluruh anggota pada hari Jum’at persis setelah sholat Ashar, dan hari selasa untuk anggota tertentu yang berminat, berangkat dari perempatan jalan Kawi tepatnya depan toko “Kawi Pancing”. Hash itu lebih dari sekedar jalan kaki, padahal kita tahu jalan kaki saja sudah diakui mampu menekan resiko serangan jantung, stroke, mencegah osteoporosis, diabetes, osteoarthiris (encok lutut), salah satu keunggulan hash adalah juga bisa mengurangi stress dan membuka mata kita tentang kebesaran Sang Pencipta karena keindahan alam yang sering akan kita jumpai.

Salam Lestari...

Terima kasih telah mengunjungi blog kami, tempat kami berbagi pengalaman tentang kecintaan kami pada jalan sehat lintas alam. Olahraga menyusuri alam sekaligus menikmati keindahan ciptaanNYA. Daerah jelajah kami tidak cuma di kota Batu tetapi daerah Jawa Timur lainnya. Apapun profesi kita, upaya menjaga kesehatan adalah hal yang penting diperjuangkan. Kesuksesan apapun diatas kesakitan badan adalah sebuah kepercumaan.